Saturday, April 10, 2010

Karyawan Sontoloyo

Kata "Sontoloyo" cenderung bernuansa negative mengikuti kaidah bahasa Jawa. Itu bisa berarti orang yang aneh, menyebalkan atau justru payah dalam konteks kualitas kerja atau tindakan yang rendah. Tentu karyawan sontoloyo dapat diartikan sebagai karyawan yang payah, menyebalkan atau aneh. Istilah ini saya peroleh dari Edi, seorang superkocak yang memperoleh berkah luar biasa dari Yang Maha Kuasa berupa kesempatan menjadi boss saya selama dua tahun lebih. Saya memperoleh pemahaman yang berbeda atas kata sontoloyo dan frase karyawan sontoloyo dari beliau.

Kalau saya tidak salah, frase itu diperolehnya dari suatu buku saku mengenai tips dan trik menjadi karyawan yang bermental survivor di lingkungan dunia kerja yang serba semrawut dan penuh hipokrisi. Saya sempat membaca beberapa halaman, dan langsung dapat mengamini kiat-kiat yang disampaikan. Tapi Boss Edi, mencoba memperluas pemahamannya atas frase tersebut, menjadi "karyawan yang bukan cuma survive di dunia kerja yang semrawut dan boss yang menyebalkan, tapi juga aman secara finansial dan independen atas ketergantungan terhadap perusahaan dalam konteks harga diri maupun kontribusi". Njlimet ? Tidak kok….

Kami banyak berdiskusi sesudahnya, dan memang hanya beliau yang melakukan langkah nyata, kerja sesantai mungkin, tidak ambisius, mengalir bagai air, dan menumbuhkan gairah serta kreativitas luar biasa untuk berkarya di luar kantor, sebagai trainer, pengusaha kecil dan konsultan. Dia menjadi amat sontoloyo bagi para boss yang merasa dia bisa memberikan 200% dari kontribusinya saat ini ke kantor. Tapi dengan apa yang sudah diberikannya pun ia berargumen bahwa sudah sesuai target. Lalu apa yang akan saya dapat jika saya berikan 200% ? Lebih besarkah yang diberikan perusahaan, atau lebih besar hasil investasi waktu dan ide di luar kantor ?

Dia benar. Sepenuhnya benar. Apapun model bisnisnya, perusahaan adalah wujud kapitalisme. Bukankah mendirikan perusahaan wajib menyetorkan modal ? Dan modal dalam sejumlah bahasa asing disebut 'Capital' ? Tentu pemilik modal akan memberikan remunerasi dan kompensasi kepada pekerjanya, orang-orang yang mengurus perusahaan dan menjalankan usahanya. Namun, tentu tidak akan terpikir sedikitpun untuk menempatkan profitabilitas pekerjanya di atas prioritas profitabilitas pemilik modal. Dalam arti, secara bahasa sederhana disebutkan "tidak akan bisa kaya sekali jika menjadi pegawai". Kecuali, ini baru ketahuan akhir-akhir ini, jika anda menjadi pegawai Pajak dan suka menyelewengkan wewenang anda tentunya.

Maka, mulailah berpikir sesuatu dan menimbang untung rugi untuk seia sekata dan membaktikan seluruh diri anda, kreativitas dan ide anda, semangat dan gairah anda, waktu dan fokus anda, kepada perusahaan. Namun, ada cara yang smart dan ringkas ketimbang anda harus wujudkan perusahaan anda sendiri. Tulisan saya berikutnya akan menjelaskan, bagaimana perusahaan anda sekarang menjadi "sponsor" dari pendirian usaha baru milik anda. Usaha yang 100% milik anda, anda kendalikan sepenuhnya, anda raup seluruh profit yang dihasilkan, dengan pengorbanan yang seminimal mungkin karena adanya sponsor.

So, just be there and we will be right back after a cup of coffee. Stay tune.

No comments:

Post a Comment