Wednesday, August 8, 2012

10 Tanda Anda Nyaman Di Kantor


Manusia pekerja kantoran di dunia modern rata-rata menghabiskan waktu 12-14 jam dalam sehari di luar rumah, dengan rincian 9-10 jam di kantor/pekerjaan dan 3-4 jam di perjalanan dari rumah menuju kantor. Bilangan ini menunjukkan 50% hingga 58% dari waktu kita dalam sehari yang cuma 24 jam saja. Dan jika kita hitung dari waktu yang kita miliki sepanjang minggu sebanyak 168 jam saja, angka ini merepresentasikan 36% hingga 42% dari total waktu yang kita punya tersebut. Lalu bagaimana halnya jika kita tidak merasa bahagia, tidak lagi bersemangat dan tidak lagi merasa nyaman di kantor ? Tentu kita akan masih bisa tetap hidup, tetapi perlahan "api" dalam diri kita akan mengecil dan padam. Sering hal ini mengakibatkan kita sakit-sakitan, temperamen tinggi dan bahkan menjadi pecandu hal-hal yang negatif sebagai pelarian, misalkan alkohol, belanja tak terkontrol, berjudi dan bahkan narkotika.

Lalu seperti apa tanda-tanda Anda merasa bahagia, nyaman dan bersemangat di kantor ? Ada banyak, namun ini adalah 10 tanda yang paling umum ditemui :

1. Merasa Bahagia Saat Akan Menuju Kantor dan Merasa Ada Yang Hilang Saat Akan Meninggalkan Kantor

Mereka yang tidak bahagia dan bersemangat di kantor tentu akan berusaha sebisa mungkin menghindari kantor. Sadar atau tidak, hal ini menimbulkan penolakan sehingga selalu merasa marah atau tertekan saat akan ke kantor dan merasa lega atau "lepas" saat jam kantor berakhir. Sebaliknya mereka yang bahagia dan masih bersemangat di kantor akan merasa bahagia saat menuju kantor dan bahkan sebisa mungkin menunda jam pulang. Aneh, tapi ini adalah gejala yang paling umum.

2. Merasa Tidak Terlalu Membutuhkan Cuti Atau Istirahat

Mereka yang bahagia dan masih bersemangat di kantor akan merasa bahagia saat bekerja atau bersosialisasi di kantor. Akibatnya mereka merasa akhir minggu, cuti dan absen sakit hanyalah pengganggu rutinitas dan kebahagiaan yang mereka jalani setiap hari. Tidak heran sering kita temui orang-orang seperti ini di kantor yang sampai bersitegang dengan HRD karena jatah cuti yang masih utuh atau ngotot tetap bekerja sekalipun sudah jelas terlihat tidak sehat.

3. Tidak Terlalu Banyak Absen Karena Sakit, Terutama Sakit Ringan Dan Di Awal Minggu

Sama seperti uraian di atas, kecuali patah tulang karena terjatuh dari tangga, atau terkena demam berdarah dengue, orang-orang yang merasa "homy" dengan kantornya akan menolak keras untuk dilarang masuk kantor. Apalagi jika cuma batuk pilek dan influenza, sekalipun akan menulari rekan-rekannya di kantor mereka akan cuek. Lucunya lagi, mereka selalu bilang "Thanks God It's Friday" dan "Oh My God It's Monday Again" tetapi ekspresi wajahnya bertolak belakang. Mereka umumnya begitu bersemangat di hari Senin dan biasa-biasa saja di hari Jumat. Sering pula terceletuk dari mulut mereka "Ayo semangat dooong kan baru hari Senin nih". Nah..!

4. Selalu Ada Keinginan Untuk Melibatkan Diri Dalam Aneka Aktivitas Dan Event Di Kantor

Namanya juga merasa homy, office feels like home. Aktivitas dan event apapun yang diselenggarakan di kantor selalu dihiasi kehadiran dan kontribusinya. Bukan hal yang aneh jika mereka bahkan sering menjadi volunteer dan cukup sibuk di aneka perhelatan tersebut. Ya namanya juga seperti bikin acara di rumah sendiri kan ?

5. Merasa Kehidupan Pribadi Cukup Berwarna Dengan Dominasi Dari Kehidupan Kerja Di Kantor

Mereka yang bahagia dan masih bersemangat di kantor akan merasa kehidupannya tidak ada yang salah dengan dominasi kehidupan kerja di dalam kehidupan pribadinya. Maka tidak terlalu aneh jika kita dapati mereka ini umumnya single. Bahkan ada yang sampai berusia cukup lanjut untuk berkeluarga masih bertahan dengan status singlenya. Pada dasarnya mereka tidak merasa ada yang salah atau kurang dari kehidupan mereka. Dan ini sah-sah saja sebenarnya bukan ?

6. Merasa Selalu Ada Keinginan Untuk Berlibur Atau Bersenang-senang Dengan Kawan Di Kantor

Kolega kantorku adalah keluargaku. Mungkin ini yang dipikirkannya. Maka cukup jamak kita temui orang-orang seperti ini menjadi aneh sebagai satu kawanan. Berlibur ke luar kota atau ke luar negeri sekalipun dengan kawan-kawan di kantor yang kadang menjadi lawan debat dan bertengkar saat bekerja. Masih pula di akhir minggu adakan arisan, acara masak bareng atau acara nonton bareng dengan rekan di kantor. Apa nggak bosen ya ? Tapi ya itulah, kolega sudah dianggap menjadi keluarga.

7. Tidak Terlalu Memusingkan Pendapatan Dan Benefit Yang Diterima Sekalipun Mungkin Kurang

Saat kenyamanan batin menjadi prioritas, seringkali hal-hal yang bersifat material tidak menjadi penting lagi selama mencukupi kebutuhan dasar. Mudah kita lihat orang-orang seperti ini cenderung stagnan dalam karir, tidak mudah protes dan cenderung masa bodoh dengan pendapatan serta benefit yang diterimanya. Malah reaksi awal yang sering dilontarkan saat ditawari suatu posisi menarik di perusahaan lain adalah "Ah nanti kalau disana tidak senyaman disini gimana ? Kan uang bukan segalanya buat kita...". Percuma lah membujuk kalau sudah keluar statement ini.

8. Tidak Terlalu Peduli Pada Kompetisi Di Kantor Maupun Di Dunia Kerja Serta Kinerja Perusahaan

Ini sejalan dengan poin di atas. Orang-orang yang merasa nyaman dengan pekerjaannya dan kantornya cenderung berkurang ambisi dan drive untuk suksesnya di dalam pekerjaan. Mereka tidak lagi punya rasa "haus" akan sukses, promosi, mencapai target dan standar kualitas kerja. Namanya merasa di rumah sendiri ya tidak heran mereka pun tidak ambil pusing apakah tinggal dia sendiri yang belum naik pangkat, atau misalkan perusahaannya tidak ngetop-ngetop amat. Yang penting nyamaaan..!!!

9.  Kegagalan Dalam Proyek Atau Tugas Di Pekerjaan Tidak Pernah Terasa Terlalu Menyakitkan

It's all just the game, somebody wins and some others lose. Itulah kira-kira prinsip yang umum dianut mereka yang bahagia di kantor dan pekerjaannya. Jika diberi tugas dan gagal, mereka mudah bangkit, melupakan kegagalan dan tidak sulit untuk digerakkan kembali mengulang kembali atau memulai penugasan baru. No hard feeling... Ini salah satu sisi positif yang banyak diakui dari mereka yang nyaman dengan perusahaan dan pekerjaannya.

10. Merasa Batas Kehidupan Pribadi Dan Kehidupan Profesional Tidak Perlu Terlalu Ketat

Pada akhirnya, cukup banyak terutama bagi yang sudah berkeluarga, yang sulit untuk bersikap proporsional terhadap privacy. Jadi, sekalipun sudah berkeluarga, batas kehidupan pribadi dan profesional cenderung ditipiskan. Maka jadilah anak dan pasangan menjadi anggota keluarga baru di kantor. Acara apapun maka mudah ditemui anak dan pasangannya, pasangannya pun kenal baik dengan banyak orang di kantor, dan ringan saja orang kantor menelpon ke rumah untuk bertanya "Si X ada di situ nggak ?" atau sebaliknya pasangan yang menelpon ke kolega di kantor bertanya "Si X sudah pulang makan siang ?".

Pada akhirnya sih, berpegang pada prinsip "mereka yang ada di zona nyaman cenderung tidak lagi produktif dan kompetitif" maka saya tidak terlalu ingin untuk merasa nyaman dan tenteram di kantor. Bagaimana dengan Anda ?

on twitter @katjoengkampret | e-mail to katjoengkampret@aol.com

Friday, August 3, 2012

MENJADIKAN KEHAMILAN SETELAH USIA IDEAL LEBIH MENYENANGKAN


MENJADIKAN KEHAMILAN SETELAH USIA IDEAL LEBIH MENYENANGKAN

Wow... punya bayi lagi yang lucu dan menggemaskan .. Suatu pengalaman luar biasa ! Bagaimana jika pengalaman ini hadir di usia yang sudah tidak "ideal" lagi dan tanpa perencanaan terlebih dahulu alias "kebobolan" ?

Memang anggapan ideal dari sisi medis, finansial, psikologis dan sosial budaya cenderung sepakat usia terbaik untuk hamil adalah pada rentang usia 24 - 35 tahun. Itulah disebut usia emas bagi seorang wanita untuk mengandung dan melahirkan anak. Berbagai aspek pendukung juga cenderung mengarah pada rentang usia tersebut. Namun siapa bilang setelah usia tersebut kehamilan menjadi tidak menyenangkan lagi ? Justru berbagai hal yang telah dijalani di periode sebelumnya bisa menjadi aspek hiburan yang menyenangkan di usia yang dianggap tidak lagi ideal tersebut.

Sering ada anggapan bahwa jika nasi sudah menjadi bubur maka tidak bisa dijadikan nasi lagi, tapi kita bisa menjadikan bubur yang enak. Bagaimana caranya ?

1. Bermain Musik dan Mendengarkan Musik

Musik banyak dianjurkan pada ibu hamil karena dipercaya dan telah dibuktikan melalui sejumlah penelitian ilmiah akan membuat janin tumbuh sehat, nyaman dalam kandungan dan lebih cerdas saat lahir. Bermain musik atau sekedar mendengarkan musik sendiri merupakan suatu kesenangan dan aktivitas yang mengasyikkan bagi banyak orang, tidak terkecuali para ibu hamil. Efek relaksasi yang muncul tentu juga bermanfaat bagi Anda yang tengah berjuang mengatasi rasa lelah, mual dan tidak nyaman. Buatlah jadwal rutin untuk bermain musik jika Anda bisa memainkan suatu instrumen musik. Jangan sampai kelelahan lho ! Anda bisa kombinasikan dengan duduk atau berbaring rileks mendengarkan musik kesukaan Anda.

Saran ideal adalah mengalokasikan waktu sekitar 30-45 menit sehari untuk aktivitas bermusik ini. Anda bisa lakukan upacara rutin ini bersama suami dan anak-anak Anda. Anak-anak yang sudah beranjak besar bisa diperkenalkan dengan beberapa lagu dan nyanyian khas seputar kelahiran adik kecil dan ninabobo bayi. Aktivitas ini bahkan bisa menjadi lebih menyenangkan jika anak-anak Anda sudah belajar memainkan instrumen musik. Tentu hiburan yang menyenangkan bagi seluruh penghuni rumah untuk berlatih memainkan suatu lagu bersama-sama dan bernyanyi bersama-sama.

2. Berbelanja Keperluan Persalinan dan Keperluan Bayi

Secara umum, kondisi finansial Anda jauh lebih baik dibanding 5 hingga 10 tahun lalu saat Anda mengandung pertama kali. Anda pun juga telah menjadi seorang calon Ibu yang lebih matang, berpengalaman dan tahu apa yang dilakukan dan diperlukan. Berbelanja keperluan persalinan dan keperluan bayi akan menjadi alternatif kegiatan yang menyenangkan bagi Anda. Anda tidak lagi terlalu dibatasi budget. Anda pun sudah tidak lagi salah beli atau salah pilih karena Anda sudah lebih berpengalaman. Anda kini bisa dengan leluasa fokus pada model, corak, warna dan aneka aspek asesoris tanpa perlu terlalu khawatir "over budget".

Anda bisa lakukan ini bersama suami, atau bahkan anak-anak Anda yang sudah mulai besar. Libatkan mereka dalam aktivitas ini dan jika perlu buatkan "portofolio" mereka sehingga mereka kelak akan merasa berkontribusi dan punya andil dalam persiapan kelahiran adik mereka. Tentu ini akan berimbas positif pada relasi kakak adik yang tercipta, dan meminimalkan "sibling effect" dimana si kakak merasa tersaingi dan berkompetisi dengan si adik bayi.

3. Berinteraksi Dengan Anak-anak Yang Sudah Beranjak Besar

Di saat banyak calon ibu yang mengandung di usia yang sudah tidak ideal lagi mengeluhkan keberadaan anak-anak yang sudah besar, para psikolog cenderung menjadikan anak-anak ini sebagai katalis dan faktor positif penunjang kehamilan tersebut agar lebih nyaman dan lebih mudah dijalani. Dibalik aneka kerepotan mengurus para boss kecil ini, Anda dapat mengarahkan mereka untuk menjadi supporter kehamilan Anda dan ajak mereka berkontribusi dengan cara dan ekspresi mereka sendiri.

Dimulai dari hal sederhana, mendiskusikan "apa yang ingin kau ajarkan pada adik kecilmu nanti ?", hingga diskusi yang lebih serius dan menantang seperti "ibu akan jelaskan bagaimana adik kecil tumbuh di dalam perut ibu". Alat bantu visual dan referensi tentu diperlukan dan Anda bisa memperolehnya dari toko buku atau internet. Dan bahkan berburu bahan acuan ini pun bisa menjadi suatu aktivitas yang menyenangkan.

Saat mengasuh para kakak ini pun Anda bisa jadikan mengandung dan kelahiran adik kecil sebagai topik. Saat Anda berperan sebagai ibu guru, Anda bisa berikan topik "mengasuh adik" sebagai tema aktivitas menggambar atau bercerita. Anda bisa pula minta mereka untuk mencoba menggambar atau menginventarisasi kelengkapan bayi yang mereka ketahui. Hal ini tentu akan menyenangkan terlebih juga membantu Anda untuk mengingat-ingat apa-apa saja yang mungkin belum terpikirkan oleh Anda.

Lebih jauh Anda bisa mulai ajak anak-anak untuk berkontribusi dan turut serta mempersiapkan kehadiran adik kecil. Hal sederhana seperti melipat popok atau baju adik kecil bisa mulai diajarkan kepada para kakak ini. Tentu tidak akan sempurna, tetapi toh masih ada waktu untuk merapikannya bukan ? Lebih penting mereka merasa welcome dengan kehadiran adik kecil, dan Anda memperoleh alternatif aktivitas yang menyenangkan untuk mengisi periode mengandung Anda kali ini.

4. Mempersiapkan Pernak-pernik Keperluan Bayi Sendiri

Anda seorang penjahit yang ulung ? Beruntunglah Anda, karena Anda bisa mempersiapkan sejumlah keperluan bayi Anda secara hand made. Selain lebih hemat, Anda juga akan memperoleh aktivitas yang menyenangkan. Jangan lupa, Anda akan memperoleh kebebasan tidak ternilai untuk menentukan corak dan model yang Anda kehendaki.

Bagaimana jika Anda bukan seorang penjahit ulung bahkan tidak bisa menjahit sama sekali ? Tidak pernah terlalu terlambat untuk mulai mengasah keahlian ini, atau Anda dapat batasi diri Anda untuk dua atau tiga item saja yang akan Anda buat sendiri. Online course di internet begitu melimpah termasuk aneka corak, model dan variasi asesoris. Mengikuti kelas menjahit pun bisa jadi suatu alternatif dan tidak akan terlalu lama, beberapa minggu aktivitas di kelas dan Anda bisa memulai proyek Anda sendiri. Mendiskusikan corak, bentuk, model dan asesoris dengan para kakak atau suami Anda pun bisa jadi suatu sesi interaksi selingan yang tentu akan menyenangkan.

Apakah Anda mengetahui bahwa sejumlah raksasa industri pakaian bayi dan baby fashion memulai bisnisnya secara kebetulan karena terlalu asyik dengan aktivitas ini ?

5. Berolahraga dan Meditasi

Olah tubuh dan olah rohani menjadi suatu saran yang amat dianjurkan. Tentu dengan sepengetahuan dokter Anda untuk menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan. Sejumlah aktivitas low impact, termasuk berenang, berjalan kaki, bermain bersama anak-anak yang mulai besar bisa menjadi ajang olah tubuh yang sehat dan rileks bagi Anda. Bagaimana dengan meditasi ? Ini pun amat disarankan. Beberapa variasi olah nafas pun dapat Anda ikuti, baik secara mandiri maupun mengikuti kelas yang tersedia di aneka fitness center atau community center terdekat.

Lebih jauh lagi disebutkan bahwa interaksi sosial yang tercipta sebagai manfaat lain dari olahraga atau olah rohani, pun menjadi suatu hal yang bermanfaat bagi Anda.

6. Memasak, Menulis dan Berkreasi Seni

Aktivitas memasak pun bisa jadi berbeda kali ini. Anda bisa mencoba aneka resep baru khusus untuk Ibu hamil yang bisa Anda peroleh di aneka sumber, baik di toko buku maupun majalah dan internet. Anda bisa melakukan suatu perencanaan stratejik dengan mencoba aneka resep yang mudah dan cepat disajikan untuk keluarga Anda sebagai antisipasi saat si adik kecil sudah lahir dan waktu Anda pun lebih terbatas. Melibatkan anggota keluarga yang lain dalam proses ini pun akan menyenangkan.

Alternatif lain adalah mengekspresikan diri Anda lewat karya seni. Banyak medium yang bisa dipilih. Bisa gips, kanvas, cat air atau cat minyak, bahkan pensil dan pena pun bisa Anda gunakan jika Anda gemar membuat sketsa. Pengguna komputer dan penggemar aplikasi Photoshop bisa berkarya dengan bantuan komputer dan kamera digital. Proses ini bisa makan waktu lama dan tentu menjadi suatu proses kreatif yang menyenangkan. Jangan pula lupakan bahwa aktivitas menjahit perca, menyulam dan membuat kerajinan lainnya termasuk dalam aktivitas yang amat disarankan ini.

Jika Anda seseorang yang suka menulis, segerakan diri Anda ke depan komputer dan mulai menuangkan ide. Tidak harus berbentuk novel. Anda bisa mulai dengan jurnal. Atau catatan perjalanan Anda di waktu lampau. Anda juga bisa buat suatu catatan akan suatu kejadian, atau artikel. Ini adalah suatu proses kreatif yang menyenangkan dan bisa membunuh waktu dengan cara yang produktif.