Monday, June 25, 2012

Smart Networking


Manusia adalah makhluk sosial, dan karenanya kebutuhan bersosialisasi menjadi penting sebagaimana layaknya makan, minum, rumah dan pakaian. Sulit membayangkan seorang manusia dapat dikatakan "normal" jika ia hidup seorang diri. Saya pribadi berkeyakinan akan terjadi suatu gangguan pada dirinya jika terlalu lama terisolasi tanpa adanya interaksi antara manusia dengan manusia lain.

Dalam kerangka berpikir secara fitrah manusia harus bergaul, maka wajar jika networking menjadi suatu bagian tak terpisahkan. Networking bisa kita terjemahkan secara luas, bisa berarti mencari teman, bisa berarti memperluas lingkup pergaulan, bahkan tidak terlalu salah juga jika diartikan mencari peluang bisnis sekalipun.

Lalu bagaimana halnya dengan kendala yang dihadapi sebagian orang yang merasa sulit networking ? Bisa karena memang pemalu, tidak tahu caranya, atau bahkan merasa ada kendala teknis, misalkan saja dana untuk bersosialisasi atau malah tidak tahu akses yang diperlukan untuk melakukan hal tersebut. Sesungguhnya tidak terlalu sulit, jika kita coba ikuti beberapa tips ringan smart networking berikut ini.

1. Tetapkan 1 atau 2 minat.

Mungkin ada banyak sekali hal yang menarik minat kita, dari mulai serangga hingga politik. Sah-sah saja, namun menjadi lucu jika dalam networking kita memaksakan diri kita untuk memperluas pergaulan dengan mengikuti sebanyak-banyaknya komunitas minat tersebut. Tetapkan paling banyak 2 area yang menurut anda paling memungkinkan (dan paling bermanfaat bagi anda) untuk perluas network anda, sekalipun anda kurang tertarik pada area tersebut. Ini akan membantu anda untuk fokus dan memiliki kemungkinan berhasil lebih besar dengan rencana dan aksi yang terarah.

2. Tetapkan alokasi dana, waktu dan lingkup jelajah

Setiap upaya networking tentu memerlukan dana dan waktu. Serta tentunya memiliki domisili. Ada  baiknya di awal anda tetapkan untuk menetapkan berapa besar dana dan waktu yang akan anda investasikan untuk networking. Sebagai ilustrasi, seorang kawan memilih bergabung dengan klub otomotif merek tertentu sebagai sarana untuk networkingnya, kebetulan selain ia memiliki mobil merek tersebut ia juga melihat bahwa klub tersebut cukup besar dan merek tersebut amat populer di Indonesia. Sayangnya ia tidak mengukur sejak awal, aktivitas di klub ini sekalipun tidak semuanya mengeluarkan biaya ekstra, memerlukan waktu ekstra dan seringkali bentuknya adalah jamboree dan touring ke berbagai daerah. Ini tidak sesuai dengan kemampuannya yang memang tidak mampu mengemudi jauh dan tuntutan aktivitas kerja yang tidak memungkinkan banyak waktu luang. Akhirnya ia keluar dari klub setelah menyadari ia hanya jadi pelengkap penderita saja...

3. Disiplin, tetap luwes dan bersikap terbuka.

Kita akan temui berbagai orang dengan aneka pikiran dan latar belakang yang berbeda pula saat di suatu event dan lakukan networking. Pastikan anda tahu apa yang harus anda perbuat dan akan anda capai. Misalkan anda networking di kalangan praktisi pendidikan, pastikan bahwa tujuan anda tidak salah tempat. Melakukan networking untuk mendukung rencana anda berbisnis dan mencari pemodal tentu tidak tepat waktu dan tempat jika dilakukan di situasi ini. Sebaliknya, jika maksud tersebut anda terapkan di suatu event pertemuan bisnis, pastikan anda disiplin dengan tujuan anda.

Tidak perlu terlalu kaku, semua orang bisa kita anggap prospektif, dan analisis bisa kita lakukan setelahnya di rumah atau kantor. Fokus pada perkenalkan diri anda dan apa yang anda punya, ketimbang memaksakan tujuan anda di awal. Penting untuk selalu bersikap terbuka dan luwes. Saat ada pihak yang kurang interest untuk berinteraksi dengan anda, tidak perlu kecil hati. Tetap sopan, profesional dan ramah, anda akan tetap menjadi daya tarik bagi pihak lain yang menyaksikan sikap anda yang terbuka, luwes dan ramah.

4. Gunakan formula "3 DULU".

Formula 3 Dulu adalah suatu ringkasan rencana aksi dalam tiap event apapun yang anda maksudkan sebagai ajang networking. Itu adalah (1) Tersenyum lebih dulu, (2) Ulurkan tangan lebih dulu, (3) Bertanya lebih dulu. Inisiatif adalah kunci kesuksesan bergaul dan networking.

Tersenyum lebih dulu memberikan kesan positif bahwa kita seseorang yang ramah, sopan dan terbuka. Ini adalah suatu password universal bahwa kita makhluk sosial yang ingin berinteraksi positif dengan makhluk lain di depan kita.

Uluran tangan terlebih dahulu, tentu dengan bahasa tubuh yang positif dan ramah, menjadi tindak lanjut dari senyum kita bahwa kita ingin berkenalan dengan orang di depan kita.

Dan bertanya lebih dahulu, dengan tiga content wajib "Apa kabar ? Dengan Bapak/Ibu .... ? Dari ..... ?" menjadikan ritual perkenalan ada sepenuhnya di dalam kendali kita. Latihlah rangkaian aksi ini sehingga natural dan terasa hangat serta profesional. Siapa yang mampu menolak ajakan perkenalan anda ?

5. Persiapan : daftar pertanyaan dan alat perkenalan

Penting untuk kita persiapkan daftar pertanyaan yang terkemas dengan rapi, profesional, sopan dan positif. Siapkan setidaknya 5 atau 6 pertanyaan yang dapat membangun suatu percakapan hangat dengan kenalan baru untuk setidaknya selama 5-10 menit setelah ritual perkenalan berlangsung. Pertanyaan mengenai "dari perusahaan ........ ?", "bergerak di bidang ..... ?", "bagaimana pak situasi market saat ini ....?" dan selanjutnya akan menggiring kedua pihak pada percakapan yang positif. Ingatlah bahwa perkenalan bukan sebatas mengetahui nama lawan bicara kita namun lebih jauh dalam networking adalah kita mengetahui latar belakangnya.

Jika kita bertanya, tentu besar kemungkinan kita akan ditanya balik. Persiapan berikutnya adalah daftar jawaban akan pertanyaan-pertanyaan umum dari lawan bicara kita. Persiapkan jawaban yang ringkas namun efektif dan profesional. Misalkan pertanyaan "bapak bergerak di bidang apa ?", tidak perlu kita jawab mendetail seperti menjawab auditor atau wartawan. Siapkan jawaban yang ringkas mengenai bidang usaha kita, domisili, market utama, dan brand yang digunakan. Ini sudah memberikan gambaran yang relatif lengkap dan positif dalam kesempatan pertama.

Terakhir, jangan sampai kehabisan, atau parahnya tidak membawa, kartu nama anda ! Pastikan anda membawa stock yang cukup di saku anda atau di dompet kartu nama anda. Dan pastikan anda mengetahui dan mampu mempraktekkan courtesy dalam pertukaran kartu nama sesuai event yang akan anda hadiri untuk networking. Kesalahan kecil dalam ritual ini seringkali memberikan kesan buruk dan menyulitkan kita untuk interaksi selanjutnya.

6. Follow Up : Gunakan pola 1-2-3

Ada baiknya kita terapkan pola 1-2-3 dalam interaksi setelah event untuk mendukung maksud kita networking. Apa itu ? Artinya untuk tiap 1 orang kenalan baru yang kita peroleh, kita lakukan 2 follow up (sangat disarankan satu secara langsung misalkan menelepon, dan satu lagi secara tertulis, misalkan e-mail) sebelum 3 hari berlalu. Ini akan memperkuat kesan positif yang telah kita bangun dan menumbuhkan sugesti pada orang tersebut bahwa dirinya penting bagi kita. Follow up ini amat bermanfaat untuk kita lanjutkan dengan diskusi lebih jauh sesuai maksud kita, misalkan bisnis, atau sekedar memperluas jaringan.

Selamat networking !

on twitter @katjoengkampret | e-mail : katjoengkampret@aol.com

No comments:

Post a Comment