Right Job for the Youth - Ya, pekerjaan yang tepat untuk kaum muda. Ini adalah suatu isu penting di nyaris semua negara, termasuk negara maju. Di negara maju yang kurang memiliki keterikatan dengan sumber penghidupan "tradisional" seperti maritim atau agraris, cukup memusingkan. Masa' semua orang harus ngantor ?
Beruntunglah sejumlah negara maju dengan keterikatan pada sumber penghidupan yang tradisional namun dikelola dengan modern dan terstruktur, seperti Kanada (perikanan dan industri pengolahan ikan), Australia dan Selandia Baru (peternakan, pengolahan hasil ternak, pertanian dan perkebunan), atau Jerman-Perancis (perkebunan dan peternakan). Bayangkan apa yang ada di benak para kaum muda di negara seperti Singapura, Hong Kong, Jepang atau Korea Selatan ? Khusus Singapura, jangankan membayangkan bekerja sebagai petani atau nelayan atau di perkebunan, saya yakin sebagian dari rakyatnya belum pernah melihat petani....
Mari kita bicara di Indonesia terutama di Jakarta. Survey ringkas saya dengan berbagai kenalan, baik sebagai orang SDM maupun sebagai karyawan, memberikan hasil seperti tampak dari chart berikut ini untuk prakiraan pendapatan per bulan (dalam ribuan Rupiah) dan rincian dari komponen pendapatan tersebut. Misalkan seorang Senior Sales Representatif umumnya bergaji antara Rp 2.5 juta hingga Rp 4 juta, ditambah fixed benefit yang rata-rata di kisaran Rp 1,5 juta per bulan dan jika berhasil akan memperoleh komisi penjualan yang rata-rata besarnya ada di kisaran Rp 3 juta per bulan. Totalnya secara rata-rata ada di kisaran Rp 9 juta per bulan....
Pertanyaannya, mengapa hanya ada 4 kategori pekerjaan (sales representative, finance/accounting staff, back office/admin staff, dan customer service/contact center staff) ? Karena keempat jenis pekerjaan tersebutlah yang paling banyak ditawarkan di bursa tenaga kerja, dan keempatnyalah yang paling banyak mengisi slot tenaga kerja di suatu perusahaan. Silakaan dicek di aneka media rekrutmen, baik media cetak maupun media online... saya yakin survey Anda akan sama dengan temuan saya.
Apa yang menarik dari temuan di atas ? Ada tiga hal bagi saya yang menarik.
Satu, nyaris semua jenis pekerjaan pada jenjang junior menawarkan remunerasi total yang serupa, berkisar di angka Rp 3,8 juta per bulan namun ini sudah aneka rupa komponen, dengan memperhitungkan potensi pendapatan dari lembur (over time - OT) dan fixed benefit (tunjangan kehadiran, tunjangan makan dsb.). Perlu dicatat, angka di atas juga memperhitungkan Basic Salary Up range (rentang atas dari gaji pokok, misalkan antara Rp 1,5 - 2 juta, berarti up rangenya adalah Rp 500 ribu).
Dua, rentang jarak antara jenjang junior dan senior di semua area relatif serupa, sekitar Rp 2 juta atau 50% dari total kompensasi jenjang Senior, dan ini setara dengan perjalanan karir antara 4 hingga 5 tahun atau di-rataratakan setara dengan kenaikan gaji 10-13% per tahun saja.
Tiga, standar gaji di area penjualan (sales representative) ternyata relatif sama dengan aneka area lainnya namun memiliki peluang untuk mendapatkan pendapatan lain yang cukup besar melalui komisi dan insentif tetap (misalkan uang transportasi yang lebih besar)
Apa arti dari semua ini ? Saya cenderung untuk mengartikannya dengan tiga kesimpulan berikut :
Satu, lahan penjualan memberikan peluang lebih besar untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik (walaupun terkorelasi dengan stress yang lebih tinggi...)
Dua, apapun lahannya dan jenjangnya, selama masih bekerja pada orang lain, pendapatan dan pertumbuhan pendapatan akan selalu menjadi isu....
Tiga, ada keterkaitan antara peningkatan pendapatan dengan laju inflasi, dimana sulit berharap kenaikan pendapatan melampaui tingkat inflasi secara signifikan
Solusi yang menjembatani ketiga kesimpulan di atas tampaknya hanya satu bagi saya (walaupun ini layak diperdebatkan tentunya) : berwirausahalah....
Saya mencoba memperbandingkan kondisi di atas dengan kedua contoh kasus nyata di bawah ini.
Contoh Pertama : Pedagang Bakso di emperan Jl RS Fatmawati Raya. Saya mendapatkan informasi yang telah saya verifikasi melalui survey dan pengamatan langsung, sehari ia bisa menjual antara 150 - 200 porsi bakso dengan harga Rp 10.000,- per porsi untuk masa jual antara pukul 17:00 - 23:00 hanya di hari kerja (20 hari dalam sebulan saja). Per porsi bakso marjin bersihnya adalah 30% minimal, artinya pendapatan bulanannya minimal adalah 30% x 150 x Rp 10.000,- x 20 = Rp 9 juta .... hal ini tampaknya juga otomatis terverifikasi mendengar penuturan yang bersangkutan memiliki 2 sepeda motor, rumah di Tegal serta rumah sewaan 8 pintu di Tegal....
Contoh Kedua : Pedagang Soto di Jl Panglima Polim Raya. Saya juga melakukan verifikasi, observasi dan diskusi dengan yang bersangkutan, berjualan hanya selama hari kerja (20 hari dalam sebulan) di emper jalan, sehari mampu menjual hingga 300 porsi Soto seharga Rp 6.000,- antara pukul 06:00 hingga pukul 15:00 dan dengan marjin minimal 50% ("menjual soto sama saja dengan menjual air diberi bumbu", uraiannya). Perkiraan pendapatan bersihnya sebulan adalah 50% x Rp 6.000,- x 20 x 300 = Rp 18 juta. Uang ini dibagi dengan sepupunya yang membantunya sebesar 30% dari pendapatan atau Rp 5,4 juta. Artinya ia masih mengantungi Rp 12,6 juta..... Benar demikian ? Salah katanya... karena ia masih menjual "asesoris" seperti sate jeroan, gorengan dan aneka pernik-pernik lain... plus minuman dingin botolan....
Masih ingin bekerja di kantor ? Atau memilih untuk "ngemper" ? Oooops saya lupa bilang, sahabat saya si tukang bakso itu punya 3 "outlet" lain di Jakarta....
@katjoengkampret | katjoengkampret@aol.com
No comments:
Post a Comment