Friday, March 16, 2012
Tiga orang yang sebaiknya Anda temui sebelum wawancara kerja
Sepintas agak nyeleneh, namun saya merasakan ada kebenaran dari judul tersebut. Tiga orang yang sebaiknya (atau malah harus) kita temui dan ajak bicara sebelum menghadiri wawancara kerja. Saya pertama membaca artikel nyeleneh ini di suatu media online asing, dan sebenarnya artikel itu membahas mengenai persiapan dalam menghadapi suatu wawancara kerja. Pertanyaan itu hanyalah salah satu "pancingan" diskusi yang ditampilkan dalam artikel namun bukan suatu materi pokok.
Saya mencoba memikirkannya dengan seksama dan mencoba mencari jawabannya. Berikut saya coba sampaikan dalam ulasan berikut ini. Tentu uraian saya tersebut bukanlah suatu harga mati dan bisa jadi Anda memiliki pendapat berbeda. Namun menurut hasil pemikiran saya, disertai pengalaman saya pribadi sebagai kandidat yang diwawancara maupun sebagai seseorang pewawancara, ketiga orang itu adalah :
1. Seorang kawan, kenalan, atau kerabat yang sukses dan (pernah) mirip situasinya dengan kita
Orang ini kita perlukan untuk dua alasan : Pertama, mencari sumber inspirasi mengenai hal-hal yang akan kita hadapi saat wawancara serta cara mengatasinya ; dan Kedua, menjadi sumber informasi mengenai penilaian orang lain akan diri kita saat menghadapi hal sulit tersebut.
Orang lain melihat diri kita sendiri dengan cara yang berbeda dengan cara kita melihat diri kita sendiri. Sebagai cermin, inilah fungsi orang yang akan kita temui ini. Diskusi yang sehat, positif dan transparan dengan orang ini akan membantu Anda mengetahui apa-apa yang akan jadi penilaian pewawancara akan diri Anda dan bagaimana kemungkinan si pewawancara mencari tahu atau menggali diri Anda untuk aspek-aspek tersebut. Tentu lebih mudah bagi Anda bukan untuk mempersiapkannya dengan lebih baik ?
Misalkan Anda melamar posisi yang lebih tinggi untuk area yang berbeda dengan pengalaman kerja yang pernah Anda alami. Orang ini akan membantu Anda untuk memberitahu "dulu saya melakukan hal-hal ini untuk .....", lalu juga membantu Anda untuk menginformasikan bahwa "kamu akan ditanya mengenai kemampuan kamu untuk ..... lalu bagaimana cara kamu atasi hal tersebut". Bahkan ia bisa pula sampaikan penilaian sebagai berikut : "kamu termasuk orang yang tertutup menurut saya, kemungkinan si pewawancara juga akan menilai demikian, persiapkan kemungkinan ia tanyakan bagaimana kamu beradaptasi dengan hal baru"
2. Salah seorang mantan atasan atau rekan kerja atau klien yang relevan dengan posisi yang kita tuju
Orang ini kita perlukan untuk dua alasan : Pertama, mengingatkan kita kembali akan hal-hal yang perlu kita gali dan persiapkan saat akan diwawancara untuk suatu posisi yang spesifik ; dan Kedua, menjadi sumber energi positif yang tentu kita perlukan saat akan berwawancara kerja.
Mengapa kita perlu untuk disegarkan lagi atas suatu pekerjaan yang mirip dengan yang akan kita lamar sementara kita sudah "fasih" dengan seluk beluk pekerjaan tersebut ? Karena sesuatu yang telah menjadi bagian dari hidup kita dan rutinitas kita, membuat kita malah buta tidak bisa melihat beberapa hal kecil yang bisa jadi penting namun tersembunyi dibalik rutinitas dan atau sugesti kita bahwa kita sudah tau semuanya.
Saya merasakan amat penting bisa bicara, bahkan jika hanya melalui telepon atau e-mail atau SMS, dengan mantan atasan kita. Saya pernah punya pengalaman dengan hal ini. Beliau berikan saya hanya tiga informasi, namun amat berharga dan menjadi penentu keberhasilan saya dalam suatu seleksi kerja di masa lampau. Ketiga hal tersebut adalah penilaian pribadinya akan karakter saya dan bagaimana karakter itu dapat menjadi nilai plus atau malah minus dalam pekerjaan yang akan saya lamar, lalu informasi mengenai apa kesulitan dan tantangan ia saat mengelola saya sebagai bawahannya sehingga kita tahu apa-apa yang menjadi faktor positif dan faktor negatif dari diri kita, serta terakhir adalah berbagi saran dan pengalaman sebagai seseorang yang lebih senior mengenai pekerjaan yang akan kita hadapi.
Terlihat, amatlah penting menjaga hubungan baik dengan masa lalu kita secara profesional. "Don't burn your bridge", menurut peribahasa kuno dari Inggris.
3. Orang terdekat kita secara personal dan emosional
Orang ini adalah sumber energi, inspirasi dan bahkan sumber niat dan dorongan bagi kita. Tidak perlu banyak saya uraikan, namun dari pengalaman saya pribadi, diskusi ringan dan singkat dengan orang tua, sahabat, pasangan atau bahkan anak, bisa memberikan suatu dorongan yang dahsyat. Saya pribadi sebagai seseorang yang menganggap keluarga penting, merasa bahwa sukses saya adalah sukses mereka, dan kegagalan saya adalah kegagalan mereka. Dorongan dari mereka menjadi sesuatu yang menjadikan saya merasa mampu lakukan sesuatu yang bahkan sebelumnya bagi saya terasa tidak mungkin. Silakan dicoba.
on twitter @katjoengkampret | e-mail : katjoengkampret@aol.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment