Thursday, October 6, 2011
In Memoriam : Steve Jobs (1955-2011)
In Memoriam : Steve Jobs (1955-2011), co-founder, innovator, the real brand and chief executive of Apple, Inc.
Tidak banyak yang mengenal siapa itu Steve Jobs dan bahkan detail lain dari kehidupannya. Saya pun baru tahu pagi ini melalui situs wikipedia.org bahwa Jobs dilahirkan sebagai darah daging seorang Arab muslim kelahiran Syria, AbdulFattah Jandali, kemudian diadopsi pasangan Paul dan Clara Jobs. Juga tidak banyak yang tahu bahwa Jobs pernah tersingkir karena kalah dalam office politics dan terpaksa terusir dari perusahaan yang didirikannya sendiri, Apple Computer, untuk kemudian kembali dan mengukir sukses lebih besar 11 tahun kemudian. Tidak banyak pula orang yang tahu bahwa Jobs adalah drop out setelah hanya mengenyam bangku kuliah selama satu semester saja di Reed College di Oregon, dan fakta lain bahwa Jobs adalah seorang penganut Buddha dan pengagum spiritualisme timur setelah perjalanan spiritualnya ke India dan China. Mayoritas orang hanya tahu soal ciptaan-ciptaan Jobs : Apple MacIntosh computer, Apple iPhone, Apple iPad dan Apple iPod. Nama Jobs memang lebih identik dengan nama-nama tersebut dan tiga kata lain : Apple, Inovasi dan Perjuangan.
Dari berbagai sumber, kata inovasi dan perjuangan, seolah dua sisi mata uang dari kehidupan Jobs sejak awal hingga akhir hayatnya. Karena berjuang maka ia terus berinovasi. Dan dirinya berinovasi sebagai bentuk perjuangan. Bukan cuma berjuang di sepertiga akhir hidupnya melawan penyakit kanker pankreas dan tumor sel yang akhirnya menamatkan buku perjalanan hidupnya. Jobs juga berjuang nyaris di tiga perempat hidupnya untuk suatu keyakinan : "produk teknologi yang fashionable dan mampu memenuhi kebutuhan banyak orang. " Jobs memilih untuk berkarya ketimbang berbicara untuk memenangkan apa yang diyakininya. Banyak kalangan di dekatnya berpendapat bahwa sikap ini amat mungkin dipengaruhi spiritualismenya sebagai pemeluk Buddhisme dan pengagum spiritualisme Timur. Faktanya memang Jobs berdarah timur dari ayah biologisnya yang seorang Arab. Cukup menjelaskan kaitannya bukan ?
Perjuangan Jobs di karir dan perjalanan inovasinya cukup berliku, melelahkan dan bahkan menyakitkan. Setelah Apple Computer yang didirikannya bersama sahabat-sahabatnya, Mike Wozniak (yang berdarah Polandia) dan Mike Markkula (yang berdarah Finlandia), menjulang dan menjadi raksasa bisnis komputer, ia justru terdesak dan dipaksa keadaan untuk keluar dari Apple. Semata karena keyakinan dan pandangannya yang tidak populis di hirarki Apple, yang saat itu tengah menikmati kejayaan Apple MacIntosh. Sementara Jobs berpendapat bahwa "inovasi seharusnya tidak berhenti dan harus dilanjutkan dengan biaya berapapun". Pada saat kembali 11 tahun kemudian, "tidak satu detail pun dari keyakinan dan kata-katanya yang berubah", menurut orang-orang terdekatnya. Jobs melanjutkan apa yang diyakininya, dan tiga raksasa gadget yang mendunia saat ini : iPod, iPhone dan iPad, menjadi saksinya.
Jobs tidak pernah lupa darimana ia berasal dan bagaimana ia tertempa hingga seperti sekarang. Seberapapun ia berhasil tanpa pendidikan formal, Jobs tetap memberikan apresiasi dan dukungan pada pendidikan formal, yang disebutnya "tiket termudah dan termurah untuk sampai ke tujuan, walaupun tentu ada kendaraan lain yang bisa membawa anda ke tujuan". Ia konsisten dengan prinsipnya bahwa berinovasi adalah berjuang. Dalam tahun-tahun sulit di masa perjuangan Apple setelah ia kembali dan menjadi CEO, ia bahkan menetapkan gajinya hanya US$ 1.00 per tahun yang dibayarkan di awal tahun. Ini tidak menghalanginya masuk ke daftar Top 10 Forbes sebagai orang terkaya di Amerika Serikat. Ia juga seorang penderma (filantropis), dimana sumbangannya cukup besar dalam bentuk finansial ke berbagai organisasi. Khusus ke bidang pendidikan, sumbangannya bahkan bukan hanya dalam bentuk finansial namun juga dalam bentuk teknologi, kesempatan berkarya, dan bahkan paten. Unik namun mungkin lebih bermanfaat.
Kini sang inovator, sang pejuang fashionable technology dan sang filantropis telah pergi. Lalu apa yang ditinggalkannya ? Terlalu mudah untuk menyebutkan hal-hal seperti iPod, iPhone dan iPad sebagai warisan berharganya. Bagi saya pribadi, ada tiga hal yang menjadi warisan amat berharga dari Jobs untuk Apple dan pengikut setianya : Inovasi yang konsisten, Keyakinan pada prinsip yang kuat, dan Konsep manajemen yang disiplin. Kedua hal yang pertama telah sedikit saya ulas di atas dan mudah ditemui di sejumlah referensi dan literatur mengenai Jobs dan Apple. Bagaimana yang terakhir ? Selain manajemen yang ramah pada pasar dan disiplin dalam upayanya memenuhi selera pasar serta survival secara berkelanjutan, Jobs juga melakukan sesuatu yang sulit dilakukan oleh pihak lain di posisi puncak : suksesi yang mulus dan tepat waktu (smooth and timely succession).
Saya tertarik dengan apa yang dilakukan Jobs untuk mempersiapkan penggantinya, Tim Cook di bulan Agustus 2011, hanya delapan minggu sebelum kematiannya. Proses ini sudah berjalan dua tahun, dan dalam banyak kesempatan Cook yang merupakan COO Apple, Inc. sudah diberi tanggung jawab sebagian maupun penuh untuk bertindak sebagai CEO. Saat ada sejumlah keraguan dan Cook berhasil menjalankan tugasnya, sempat terdengar Jobs mengucapkan "kalaupun ia adalah suatu bayangan, besok pagi akan tiba waktunya bayangan pergi dan sosok sebenarnya yang nampak". Jobs memang mati-matian mendukung dan membela orang yang ia persiapkan diri sejak dini sebagai penggantinya. Tiga hal yang ditekankan selalu olehnya mengenai suksesor : Mau, Mampu dan Diterima. Tugas berat kini di tangan Cook yang harus melanjutkan perjalanan Apple tanpa sang mentor di tengah persaingan global industri teknologi yang kejam dan amat cepat berubah. Apapun, sang mentor sudah tidak lagi berinovasi. Perjalanannya sudah usai, apapun perjalanan yang akan dijalani dan dihadapi Cook dan Apple setelah ini.
Great Job Mr. Jobs !
on twitter @katjoengkampret | katjoengkampret@aol.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment