Tuesday, July 3, 2012

Inner Circle


Sebuah kalimat nasehat di dunia barat berbunyi "Anda adalah dengan siapa Anda bergaul". Sementara sebuah pemeo bisnis yang cukup populer menyebutkan bahwa "Diri Anda dan kepribadian yang ada dalam diri Anda adalah kombinasi dari kepribadian dan pengaruh dari lima orang yang terdekat dengan Anda". Setuju ? Silakan, juga jika Anda tidak setuju tentu sah-sah saja. Namun saya pribadi meyakini kebenaran kedua kalimat tersebut.

Pertanyaan yang hendak kita coba jawab sebenarnya bukan benar tidaknya kedua nasehat tersebut melainkan "Seperti Apa Sebaiknya Teman Yang Kita Pilih ?" sehingga kita bisa menjaga bahkan meningkatkan kualitas hidup kita baik secara emosional, psikologis dan kehidupan keseharian kita.

Merujuk pada nasehat kedua, dimana disebutkan keberadaan "lima orang yang terdekat dengan Anda", bisa jadi tidak terbatas pada teman semata, namun bisa pula saudara, kekasih, pasangan hidup atau bahkan orang tua. Psikolog sering menyebutkan orang-orang terdekat ini sebagai 'Inner Circle" atau lingkaran terdalam. Bahkan lebih ekstrem lagi seorang artis malah memasukkan anjing peliharaan di inner circle-nya, sekalipun tentunya seekor anjing bukanlah manusia. Lalu kualitas apa yang sebenarnya dicari dan sebaiknya kita coba tetapkan dalam kriteria mencari "inner circle" yang sehat ?

1. Yang Memberikan Rasa Aman

Sahabat sejati dan pribadi yang sebaiknya kita pilih masuk ke dalam inner circle kita adalah pribadi yang mampu memberikan rasa aman. Aman tidak hanya sebatas terlindung dari ancaman fisik, namun jauh lebih penting membantu kita terlindung dari ancaman psikologis dan tekanan emosional. Pihak-pihak yang siap membantu Anda untuk menjadi sumber informasi, saran konstruktif dan sekedar mendengarkan dengan atensi akan ancaman atau ketidaknyamanan yang Anda rasakan, adalah mereka yang pantas dimasukkan ke inner circle Anda. Bukankah menurut Abraham Maslow rasa aman termasuk kebutuhan prinsip tiap makhluk hidup ?

2. Yang Menenteramkan dan Memberikan Rasa Nyaman

Inner circle bisa diibaratkan "gua perlindungan" atau "sarang" virtual bagi sosok emosional dan spiritual Anda. Anda harus merasa nyaman dan tenteram saat sedang get along dengan para member inner circle Anda. Bahkan Anda tidak perlu berhadapan muka secara langsung, tetapi sekalipun terpisah jarak yang jauh dan Anda tetap berhubungan atau kontak dengannya Anda sudah merasa nyaman, senang dan tenteram, maka pantaslah Anda dan dirinya saling menjadikan sebagai Inner Circle. Saya pribadi beranggapan orang tua harus masuk kriteria ini (dan juga kriteria pertama tadi) sebagai syarat menjadi Inner Circle bagi anak-anaknya.

Bagaimana halnya jika Anda merasa was-was, tidak bisa percaya atau merasa dipercayai, dan tidak merasa dihargai saat berdekatan atau bahkan saat Anda tengah membayangkan suatu acara di akhir minggu dengan seorang sahabat Anda misalnya ? Cukup jelas, ia tidak layak Anda masukkan sebagai inner circle Anda lagi.

3. Yang Membuat Anda Merasa Berharga dan Dihargai

Basis paling dasar dari suatu hubungan antar manusia adalah rasa saling percaya dan rasa saling menghargai. Sedikit saja rasa percaya dan saling menghargai ini ternoda maka akan sulit untuk mempertahankan suatu hubungan. Inner circle Anda haruslah orang-orang yang mampu membuat Anda merasa dipercaya, dan tentu orang-orang yang mempercayai Anda sepenuh hati dengan tulus. Juga mereka adalah orang-orang yang menghargai Anda dan sebaliknya Anda hargai dengan tinggi. Seseorang yang membuat Anda merasa bernilai, dan sebaliknya memiliki nilai tinggi dalam kehidupan Anda.

Bagaimana jika nilai-nilai di atas tidak terpenuhi ? Ya mudah saja, itu bukan lagi layak dimasukkan sebagai inner circle Anda. Dan jangan salah, amat banyak pasangan yang menikah dan terikat secara hukum bahkan tidak memiliki nilai-nilai di atas dalam hubungan mereka sebagai manusia satu sama lain. Menyedihkan bukan ? Terbayang seperti apa 'mental state' mereka, bertahun-tahun hidup dan tinggal dengan orang yang tidak lagi berbagi rasa percaya, hormat dan menghargai.....

4. Yang Mengobarkan Semangat dan Optimisme

Seorang yang terdekat dengan Anda,s iapapun dia dan apapun statusnya, haruslah seseorang yang mampu menjadikan Anda binatang buas yang siap menerkam buruan Anda. Seseorang yang mampu menjadikan Anda sebuah pribadi yang tidak mudah patah, pejuang sejati dan petarung tangguh yang selalu optimis. Ia harus menjadi orang yang membantu Anda bangkit tiap kali Anda jatuh, memecut Anda tiap kali Anda melambat, dan menahan diri Anda tiap kali Anda terlihat oleng.

Tentu, agar mampu menjadi pribadi yang demikian bagi orang lain, maka orang-orang tersebut haruslah pribadi yang kuat, penuh semangat, optimis dan memiliki mentalitas kerjasama dan setia kawan yang tinggi. Sangat tidak disarankan bergaul, apalagi bergaul dekat, dengan orang-orang yang berkepribadian lemah, tidak bersemangat, berprasangka buruk, pesimis dan bersikap negatif serta tidak memiliki semangat berbagi, bekerja sama dan tidak setia kawan. Anda akan hanya dijadikan tumbal, kuda tunggangan dan alat untuk mencapai tujuannya.

Dan jangan dikira, pasangan yang menikah tidak memiliki mental seperti ini. Berapa banyak kita telah menelan berita di media mengenai aneka pasangan yang meninggalkan pasangan hidupnya sejak lama dan sejak miskin, setelah menjadi kaya ? Atau di sekeliling kita, berapa banyak kita saksikan adanya pasangan dimana si istri (kadang beserta anak-anaknya) banting tulang mencari nafkah dan masih dicerca, sementara si suami dan ayah hanya berpangku tangan menikmati hasilnya ?

5. Yang Mengarahkan Diri Kita Ke Arah Yang Positif

"Tidak semua kawan itu baik. Tidak semua lawan itu buruk". Itu suatu pepatah tua Inggris yang amat saya percayai. Setidaknya, saat lawan menjelek-jelekkan diri kita, itu semacam alert bagi kita untuk introspeksi dan waspada. Sebaliknya saat sahabat-sahabat kita memuji dan memuja diri kita, itu umumnya saat dimana kita merasa besar dan terlena sehingga mudah membuat kesalahan.

Orang-orang yang pantas menjadi inner circle kita adalah orang-orang yang mampu mengarahkan diri kita selalu ke arah yang lebih positif. Tidak hanya dalam bentuk menyemangati, namun juga bisa menjadi kompas penunjuk arah, menjadi teladan dan bahkan menjadi inspirasi dalam tindakan, sikap dan pikiran kita dalam hidup.

Penutup : Pertanyaan yang pelik berikutnya adalah, bagaimana sebaiknya ? Bagaimana dengan pasangan hidup kita ?

Kita bisa menjawabnya sekaligus. Pertama kita harus melakukan seleksi akan pihak-pihak yang masih mungkin kita seleksi (seperti saudara, pasangan dan orang tua tentu sudah tidak mungkin kita seleksi bukan ?). Kita harus tentukan, mana-mana saja pihak-pihak yang akan kita tetapkan layak untuk bergaul dekat sebagai inner circle kita, dan kita pun harus mampu mendefinisikan dengan jelas dan rinci, apa kelebihan dan kekurangan masing-masing yang bisa kita ambil sebagai kualitas yang mendukung keberadaan mereka di sekitar kita.

Kedua, atas pihak yang sudah tidak mungkin kita seleksi namun masih kita rubah, segerakan kita rubah. Ada dua cara : proaktif dan pasif. Proaktif dengan cara mengajak pihak-pihak tersebut ke arah perubahan secara bersama-sama, sehingga tidak ada pihak yang merasa disudutkan atau diremehkan. Pasif dengan cara kita merubah diri kita menjadi pribadi yang positif dan layak menjadi inner circle mereka, agar mereka menjadi sadar dan merubah diri mereka menjadi pribadi yang lebih baik dan layak menjadi inner circle bagi diri kita.

Ketiga, adalah situasi "bagaimana jika pihak-pihak tersebut tidak kunjung berubah ?" . Cuma ada dua pilihan : jaga jarak aman, atau jika memungkinkan akhiri. Tentu kepada saudara dan orang tua kita tidak mungkin mengakhiri hubungan. Cukup dengan menjaga jarak aman, menjaga kemandirian dan menjadi diri sendiri. Ini sudah cukup dan akan menjadi pukulan tersendiri saat menyadari Anda tidak lagi membutuhkan mereka.

Bagaimana dengan pasangan ? Jika belum sah menikah, Anda bisa tinggalkan dengan baik-baik dan sampaikan bahwa sudah tidak ada lagi kecocokan visi dan misi serta nilai-nilai yang sama dalam menjalani hidup. Repotnya jika Anda sudah sah menikah alias salah pilih. Pilihan terbaik adalah dengan memberikan ultimatum kepada pasangan Anda, dengan sampaikan bahwa "Kamu bukan lagi yang terbaik bagi saya, namun saya berharap kamu berubah jika memang saya masih penting untuk kamu". Pasangan yang waras dan normal tentu akan anggap serius ultimatum ini. Syaratnya : Anda harus lebih dulu pantaskan diri Anda menjadi pribadi yang layak menjadi soulmate dan inner circle baginya. Siap ?

No comments:

Post a Comment