Tuesday, August 31, 2010

James Bond dan kita



Pasti kenal dooong sama logo itu ? Logo agen rahasia Inggris dengan kode 007 alias James Bond. Sejak tahun 1960 melalui episode perdana "Dr. No", karakter James Bond merasuki banyak orang dengan kelebihan-kelebihannya yang bisa jadi 90% fictious, tapi tetap enak dinikmati. "Enak, gak usah mikir, pokoknya menang terus dan tricky, kocak juga", demikian komentar bapak saya yang juga sama-sama penggemar James Bond. Seluruh episode kami punya salinannya dan masih setia isi hari-hari libur kami hingga sekarang.

Namun, bagi saya pribadi, sosok James Bond bukan cuma sekedar sosok hero fiktif yang serba menang, ganteng dan serba jago : jago brantem, jago akal-akalan, jago judi dan jago cewek. Sosok ini sebenarnya inspirasi positif untuk karir dan diterapkan di dunia kerja. Oooops jangan salah, saya nggak anjurkan orang jadi tukang main cewek di tempat kerja ya !

Saya mencoba untuk menterjemahkan etos kerja dan kualitas pribadi seorang profesional yang melekat pada karakter agen rahasia ini, Setidaknya, saya melihat ada tujuh item yang menjadi suatu kualitas yang seharusnya kita miliki jika kita memang hidup dari bidang profesional, yaitu :

1. Disiplin pada tugas dan berorientasi hasil. Karakter ini digambarkan santai namun amat disiplin pada tugasnya, bahkan cenderung berdarah dingin. Kita tidak perlu berdarah dingin lah, karena kita memang bukan agen rahasia, namun apa salahnya menjadi orang yang disiplin pada visi dan misi tugas kita ? Lihatlah aneka iklan lowongan pekerjaan di koran akhir minggu, tujuh puluh persen mensyaratkan kualitas "berorientasi hasil". Jadi kualitas ini bukan monopoli James Bond bukan ?

2. Pemahaman budaya dan organisasi yang baik. Perhatikanlah di setiap episode James Bond, anda akan menemui situasi dimana karakter ini mampu membaurkan dirinya dengan aneka budaya dan ragam kehidupan dimanapun ia ditempatkan. Kita bisa saja bilang "aaah itu kan di felem...", tapi kenyataannya bukanlah hal yang sulit dan buruk untuk menjadi seseorang yang supel, fleksibel dan mampu berbaur. Hal ini ditambahkan dengan kemampuan untuk beradaptasi dengan organisasi yang mengelilinginya. Tidak bisa dipungkiri, sebagai makhluk sosial, manusia dalam aneka problematikanya akan berhadapan dengan eksistensi organisasi sebagai wadah. Dan karakter spy ini selalu terlihat piawai memainkan dirinya untuk beradaptasi dan memanfaatkan organisasi yang di sekelilingnya untuk mencapai tujuannya.

3. "Can do" attitude. Ini terdengar indah dan mudah tapi sulit dan berat diimplementasikan. Budaya diri yang mandiri, bersemangat dan optimis sepertinya memang belum menjadi bagian dari karakter bangsa kita secara luas, tapi tidak ada kata terlambat untuk mengimplementasikannya pada diri kita. Inilah yang akan membedakan diri kita dengan "crowd" atau kerumunan manusia di sekitar kita. Lihatlah James Bond dan aneka petualangannya, selalu menonjolkan can do attitude. Memang ada sutradara dan penulis naskah yang membantunya untuk berhasil, tapi tidak perlu kecil hati. Kita juga punya sutradara sekaligus penulis naskah maha hebat yang selalu siap membantu kita : Tuhan. Masalahnya, seringkali kita memang menolak peran ini, tidak memiliki can do attitude, sehingga sutradara kita tidak sempat menempatkan diri kita sebagai hero di lakon kita sendiri.

4. Broad based networking. Anda pernah melihat James Bond beraksi seorang diri dari awal sampai akhir ? Jawabnya adalah Tidak. Setidaknya kolega-koleganya seperti sekretaris Miss Moneypenny atau Analis Nenek M dan Kepala Teknisi Kakek Q selalu siap membantunya. Jika anda perhatikan, kaitkan dengan poin ke dua di atas, James Bond selalu memanfaatkan kemampuannya berbaur dan memahami orang lain untuk meningkatkan jaringannya demi mencapai tujuannya. Dan, itu pula yang harus kita terapkan dalam hidup kita. Tidak perlu harus menjadi spy yang bertugas di misi hidup mati, untuk menjual produk atau mendesain suatu program, anda pasti butuh jaringan, dan itu menjadi kewajiban anda sendiri untuk mengembangkannya. James Bond tidak sehebat yang anda kira bukan ? Anda bahkan bisa lebih hebat dari James Bond karena anda adalah hero dunia nyata.

5. Skillful. Salah satu kunci penting dari lakon James Bond adalah kemampuannya untuk mengembangkan diri dan menguasai beraneka ragam keahlian. Dan itu bukanlah hal yang tabu atau mustahil. Seorang kawan saya yang sudah eksekutif, menguasai sejumlah keahlian aneh : pijat refleksi, membaca tulisan tangan, membaca bahasa tubuh, menulis steno dan mencongak hitungan matematika. Sampai hari ini, saya belum pernah melihat ia bisa mencapai keberhasilan tanpa keahlian-keahlian tersebut. Bagaimana kita bisa mendahului dirinya mengambil keputusan jika ia mampu mengantisipasi perundingan lebih awal dengan keahliannya membaca bahasa tubuh dan kecepatannya mengolah data di kepalanya dengan cara mencongak ? Dan bagaimana hendak kalahkan kebugarannya jika ia bisa segarkan dirinya sendiri dengan lakukan sejumlah pijatan ringan di tempat yang tepat ?

6. Easy Going. Pernah anda temui James Bond menjadi patah arang, culun dan bloon karena hambatan dalam melaksanakan pekerjaannya ? Anda akan temui bagaimana dalam perannya ia gagal atau meleset, tapi ia akan bangkit. Dengan 3S (semangat, senyum dan santai) plus bumbu humor, bahkan ia bisa menyemangati teamnya. Ini bukan yang memang harus kita lakukan dalam kehidupan nyata ? Keberhasilan memang hanya masalah waktu, sebelumnya aneka kegagalan akan menghantui dan menghampiri kita, itu pasti. Sikap kita lah yang akan menentukan apakah kita menjadi hero atau zero. Target sudah tidak bisa anda geser, tapi anda bisa ubah sikap dan diri anda untuk jawab tantangan dan penuhi target tersebut. Easy Going bukan berarti menggampangkan atau menganggap enteng, sebaliknya justru bersikap calculated, sekalipun berat tetapi tantangan tersebut dapat kita ukur.

7. Perhitungan Yang Matang. Memang di dalam film tentu ada sutradara dan penulis naskah yang telah mengatur semuanya sehingga si jagoan pasti akan menang. Masalahnya, apa yang dilakukannya bukan hal yang mustahil. Mengkoleksi data yang dibutuhkan selengkap mungkin, membuat analisa awal yang seksama, mendiskusikannya dengan kolega yang lebih paham dan ahli, kemudia membuat rencana aksi yang rinci dan rapi, serta terakhir melakukan mitigasi resiko yang komprehensif. Saya rasa tidak perlu menjadi karakter James Bond di film untuk memiliki kualitas demikian. Kita semua mampu memiliki kualitas tersebut dan mengaplikasikannya di pekerjaan kita sehari-hari.

Anda tidak perlu jadi lakon James Bond. Kehidupan anda adalah episode film spionase anda sendiri dimana anda menjadi pemeran utamanya. Andalah yang menentukan siapa anda dan pencapaian anda. Kita semua bisa menjadi James Bond di dunia nyata.

[katjoengkampret@aol.com]

No comments:

Post a Comment