Friday, September 17, 2010
Karir Macet (1) : Grade, Package dan Exposure
Sering kita bertemu dengan rekan, atau malah kita alami sendiri, keluhan "wah karir gue macet".. Seperti halnya naik mobil dan kena macet di jalan protokol, situasi ini sebenarnya sama persis : bikin frustrasi, tidak mengenakkan tapi harus dijalani, dan sebenarnya situasi yang bisa diantisipasi atau diidentifikasi gejalanya.
Nah, saya terpikirkan situasi ini dan bagaimana cara mengidentifikasinya, terutama mengingat bahwa saat ini saya mungkin ada di situasi ini, dan sebelumnya pun pernah alami situasi ini, alhamdulillah saya berhasil lolos. Saya coba berbagi sedikit kiat yang mungkin bisa bantu teman-teman semua yang ada di situasi ini untuk ambil tindakan cepat.
Pertama, saya sangat ingin sampaikan bahwa ada kemungkinan mayoritas kita semua tidak tahu cara mengukur keberhasilan karir menurut ukuran yang umum digunakan. Saya berpendapat career is not just about money or title. Motivator Rene Suhardono malah mengatakan dalam bukunya "Your Job Is Not Your Career". Secara ringkas, ukuran kemajuan karir dapat disimpulkan dari tiga ukuran : Grade, Package, Exposure.
Grade adalah cara termudah mengukur kemajuan karir kita, disini terkandung unsur title, posisi, otoritas, job description, dan tentunya gengsi atau pride. Mudah bukan untuk menilai seseorang yang berposisi sebagai manajer sebagai orang yang karirnya lebih maju dibanding teman sekelasnya yang saat ini masih berposisi sebagai koordinator ? Package, adalah apa yang kita peroleh secara nyata, mudahnya ini menyangkut gaji, tunjangan, fasilitas-fasilitas, dan tentunya social recognition seperti halnya business dinner, club membership dan sebagainya. Exposure, ini yang sulit diukur dan memang orang pun tidak banyak tahu tentang exposure kita, tapi ini adalah ukuran yang amat manjur untuk menilai situasi karir kita. Exposure menyangkut expertise, specific skills, generic skills, reputasi, pengalaman, dan professional qualifications.
Pernah mendengar kan calon gubernur misalnya dari ex anggota TNI, disebutkan bahwa bapak X adalah purnawirawan jenderal bintang 2, dan pernah bertugas sebagai Panglima Kodam di daerah Y, lalu pernah bertugas tempur di (misalnya) Papua, Timor Timur, dan menjadi anggota pasukan penjaga perdamaian. Jenderal itu posisi penting, itu grade, semua juga tahu. Berapa gajinya (dan juga selepetannya) itu juga bisa menjadi rahasia umum. Tapi exposure-nya ? Belum tentu orang tahu. Dari uraian di atas setidaknya saya bisa simpulkan bahwa Bapak X berpengalaman jadi komandan, ahli memimpin pasukan, pengalaman tempur di daerah hutan rimba, tempur di daerah panas kering dan terbuka, serta ahli diplomasi dan setidaknya ahli berkomunikasi dalam Bahasa Inggris. Itulah exposure beliau. Dari mana saya tahu ? Coba anda cari tahu dari mana saya bisa tahu.
Jika saya beranggapan Bapak X bisa dipertimbangkan jadi seorang Gubernur, pertimbangan itu bukan berasal dari Grade apalagi Package beliau. Tapi dari exposure yang dimiliki. Bahwa beliau berpengalaman bertugas di daerah dan berinteraksi dengan berbagai kalangan, punya pengalaman manajerial lapangan maupun administrasi yang teruji, punya keahlian diplomasi dan komunikasi yang baik, itulah kelebihan beliau.
Tugas anda sebelum menilai karir anda macet atau tidak adalah menentukan apa-apa saja exposure yang sudah anda miliki, yang belum anda miliki dan yang harus anda miliki.
Jika sudah anda lakukan, baru anda bisa menentukan assessment berikutnya dan melangkah lebih jauh dengan mengambil tindakan yang penting bagi karir anda. Tunggu saya di lanjutan dari tulisan saya ini : 10 tanda-tanda karir anda (memang) macet.
Have a nice day !
[katjoengkampret@aol.com]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment