Tiga hari lalu saya bertemu rekan lama, seorang yang dulu ada di layer di atas saya. Pejabat lah pokoknya… Saat ini sepertinya beliau tidak semegah dulu dan sama-sama juga sudah pindah ke company lain. Beliau ini seorang pria usia empatpuluhan, lumayan ganteng, modis dan fashionable, serta pastinya banyak tingkah. Namun, dia juga menyenangkan dan friendly. Saat itu saya tengah menikmati perjalanan di atas transportasi favorit saya : Busway van Sutiyoso jurusan Blok M – Kota.
Saya naik dari terminal Blok M dan pagi itu kosong, hanya sekitar sepuluh orang saja penumpang, dan otomatis banyak bangku kosong. Saya pilih yang kiri-kanan kosong jadi kayak raja saja rasanya. Di terminal Al Azhar alias terminal pertama setelah Blok M, beliau naik, dan seperti biasa agak-agak bikin malu dengan sapaan ramah dan ramainya. Bolak balik saya persilakan duduk ia menolak dan terus ajak saya bicara. Pagi itu ada dua topik yang saya catat amat antusias disampaikannya. Apakah itu yang membuatnya enggan duduk ?
Pertama, soal hasil eksplorasinya bahwa naik TransJakarta (kalau Busway kan nama jalurnya ya ??) itu memang menyenangkan karena murah dan cepat. Ia cukup parkir di Al Azhar untuk mengantar anaknya lalu menyeberang naik TransJakarta hingga kantor. Begitu pula pulangnya, dengan arah sebaliknya. Kadang saya berpikir, kantor kami dulu pun di depannya ada halte busway, tapi mungkin karena beliau dulu dapat mobil mewah dan supir dari kantor maka tidak masuk hitungan lah moda transportasi ini.
Kedua, soal ada rumah makan bebek yang baru buka di daerah dekat Al Azhar. Ini ditemuinya pagi ini dan ia sempat menghabiskan satu porsi bebek. "Sambelnya pas banget, sampe keringetan tapi puas banget deh", urainya. Aneka pujian terus dilayangkan dan saya sampai heran, apa iya ada menu bebek yang sedemikian sih ? Biasa aja lah menurut saya, kalaupun ada yang enak, ya bedanya tidak jauh-jauh amat dari yang lain. Yang jelas, ia tetap berdiri anteng di depan saya sekalipun ada belasan kursi kosong di sekitarnya.
Di halte yang kami tuju, oh iya kantor beliau sekarang hanya dua gedung dari kantor saya, kami turun dan memang hanya kami yang turun. Mulailah ia bertutur lebih serius. "Abis ini gue mau ke mall dulu bentar, abis naro tas di kantor langsung jalan". Lalu disambungnya "jam berapa ya mall buka dan mulai jualan ? gue mau beli celana nih". Aneh ya ?
Rupanya, si bebek punya hajat. Tanpa diminta dia jelaskan "emang menu bebek tadi luar biasa, gak ada matinya, enak banget, tapi pedesnya juga luar biasa, sampai keringetan", masih cerita yang sama. Kemudian, "perut gue sampe mules, tadi kerasa mau buang angin tapi rupanya ada yang ikutan deh…. Makanya maap ya tadi gue ngobrol sambil berdiri aja, ga berani duduk soalnya…"
Ealaaaaah… itu toh ceritanya….
[masdewo@aol.com]
No comments:
Post a Comment