Thursday, July 22, 2010

Persaingan Perampok dan Biro Iklan


Saya sudah sejak lama tidak membeli dan membaca koran untuk diri saya sendiri, dalam arti koran kertas lho ya. Sering beberapa kali membeli koran semata karena kasihan dengan penjualnya yang masih cilik. Tapi jarang saya baca. Dan pilihan saya jatuh ke koran elektronik alias internet news. Suatu ketika, pilihan saya tersebut menghantarkan berita yang menarik perhatian saya, perampokan yang berhasil digagalkan atas salah satu cabang suatu bank.

Lalu apa istimewanya lalu berita tersebut ?

Keistimewaan pertama tentu kecepatan saya memperoleh akses atas berita tersebut, tentu atas jasa internet. Berita itu pasti baru ada di koran kertas keesokan harinya, dan bisa jadi akan basi.

Keistimewaan kedua, dan ini yang lebih penting, adalah mengenai bank tersebut. Terdapat sekian tahun dari perjalanan hidup saya tertaut dengan bank tersebut. Suatu bank kecil, yang saya tau persis tabiat manajemen dan arah bisnisnya, untuk tidak terlalu serius berinvestasi pada pembangunan brand awareness. Pernah saya mendengar dari salah satu petingginya berkata "biar aja lah, rugi buang uang banyak-banyak cuma bikin kaya biro iklan, mending untuk bonus kita, dibiarin aja lah karena kalo bisnis kita baik-baik aja dan jadi besar lama-lama mereknya juga ngetop".

Mengenaskan. Petinggi suatu lembaga jasa finansial hanya mampu menterjemahkan "brand awareness" dengan frase pendek : merek ngetop. Faktanya, brand awareness bukan cuma sekedar merek yang ngetop. Tapi kita tidak berdiskusi mengenai hal ini lah ya.... Fakta mengenaskan berikutnya adalah, saya tahu persis bahwa dalam pendiriannya bank tersebut mengemban misi mulia untuk mengembangkan perekonomian berbasis keadilan dan transparansi. Jika memang misinya sedemikian mulia, mengapa umat dibiarkan menunggu sedemikian lama hingga "mereknya ngetop" untuk tahu bahwa solusi keuangan dan jasa finansial rakyat telah tersedia dalam bentuk kehadiran bank tersebut ?

Namun ada yang lebih mengenaskan lagi. Simak diskusi saya dengan salah seorang sahabat yang menjadi karyawan bank tersebut "lumayan, gak sengaja jadi ngetop sekarang nih kantor, orang jadi tahu bahwa ada bank yang bernama bank X (nama bank tersebut, dan mulai banyak telepon masuk menanyakan keberadaan bank tersebut".

Tau dari mana mereka tentang nomor layanan pelanggan bank tersebut ? Rupanya banyak yang tanya ke saluran informasi 108 milik Telkom atau bertanya ke suatu bank yang menjadi induk perusahaan pemilik bank kecil ini. Berarti bener, memang tidak ngetop sama sekali.

Untuk bisa memperoleh status "ngetop" atau "hitnya naik drastis", maka harus ada upaya perampokan dulu. Artinya, para biro iklan berhati-hatilah, periuk nasi anda akan bersaing dengan kehadiran perampok bank, hal ini akan terjadi selama ada manajemen ndableg yang tidak mau berinvestasi pada pengembangan brand awareness.

Singkat cerita, saya ucapkan selamat kepada rekan saya tersebut yang telah bertahan cukup lama di perusahaan tersebut dengan mengusung idealisme pribadinya sebagai "vitamin" untuk menjaga stamina mentalnya di bank tersebut.

[masdewo@aol.com]

No comments:

Post a Comment